Hhhhh, akhirnya saya bisa akses lagi....
lama ga posting karena saya lupa password sendiri... hahahahh....
Black Fairy akan mulai lagi, so wait for me, okay....
BLACK FAIRY'S
The place where I think I can explore my writing ability. The place where you can explore your knowledge 'bout me. hehehehehe.....
10/16/2011
3/05/2011
Tembalang, 5 Maret 2011
3.16PM
Hey, mari kuceritakan secuil kisahku.
Kisah ini berawal pada akhir hubunganku dengan seseorang yang pernah spesial bagiku. Kisah ini berawal pada saat aku sendiri. Kisah ini berawal pada saat beberapa orang lain sedikit mengecewakanku. Kisah ini berawal saat mereka datang padaku. Yang kedatangannya membuka pikiranku. Yang kedatangannya menyembuhkan sakitku. Yang kedatangannya menghilangkan kekecewaanku. Yang kedatangannya mengubahku menjadi sosok seperti sekarang. Tapi, masalahnya adalah, dia hanya datang dalam dunia mimpiku...
Aku kecewa. Sungguh kecewa. Kenapa dia memutuskan untuk pergi? Apakah hidupnya tidak menyenangkan di sana? Apakah orang-orang tidak bersikap baik padanya? Tetapi, dia kan punya mereka... Mereka akan selalu bersamanya. Kenapa dia pergi?
Sejak beberapa minggu yang lalu, sejak aku mengetahui sebuah berita yang mengejutkan, aku selalu terpikirkan seseorang. Sebuah tim harusnya selalu bekerja sama bukan? Meski satu orang di dalamnya tidak bekerja dengan baik, yang lainnya akan menutupinya. Satu tim akan bekerja sama sampai pekerjaan mereka selesai dengan sempurna.
Satu Tim ini, bekerja dengan baik, selalu menghasilkan yang terbaik, bagiku. Walau tidak ada yang sempurna, namun dari semua yang hampir sempurna, mereka adalah salah satu yang paling sempurna. Mereka yang terbaik. Selalu bekerja sama, bahkan mereka hidup bersama.
Namun, satu di antara mereka memutuskan untuk pergi. Dia tidak diperlakukan dengan adil. Bukan oleh timnya, namun oleh orang-orang lain yang juga harus bekerjasama dengan mereka. Dia ingin pergi, kembali ketempatnya dan memulai pekerjaannya sendiri. Hal ini, entah kenapa sangat berpengaruh padaku. Aku bahkan memimpikannya.
Semua orang di rumahku sudah tidur. Aku masih bangun, tidak bisa terlelap meski memaksa memejamkan mata selama 20 menit.
Malam itu aku sengaja membuka jendela kamarku untuk melihat bintang-bintang di langit. Aku sedang tidak ingin melakukan apa-apa. Aku hanya berdiri dan memandang bintang-bintang. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarku. Bagaimana dia bisa masuk rumah? Apakah dia mencuri kunci rumahku? Bagaimana dia ada di sini? Bukankah tempatnya jauh dari rumahku?
Aku memanggilnya Oppa (kakak). Laki-laki itu berjalan melintasi kamarku menuju jendela, mendekatiku. Dia masih terlihat seperti 2 tahun yang lalu, saat pertama kali aku mengenalnya. Yang berbeda hanya gaya rambutny. "Oppa??!" tanyaku.
"Hai," sapanya. Dia berdiri di sampingku. Ikut memandang bintang-bintang. Aku terus menatapnya tanpa berkata sedikitpun. Kami diam beberapa lama. Kemudian dia bicara pelan, "Kau terus menatapku, jangan menatapku seperti itu."
"Oppa, kenapa kau bisa ada di sini?"
"Aku datang untuk menjelaskannya padamu. Aku tahu kau kecewa."
"Aku memang kecewa. Aku berharap selalu melihat kalian bersama." Aku terdiam. Dia pun terdiam. "Kenapa kau ingin meninggalkan mereka?"
"Kau tau kenapa, kan? Walau awalnya kau tidak mengerti dan tidak mau mengerti, tapi sekarang kau mengerti. Aku tahu kau sudah mengerti. Aku benar kan?"
"Hhh, kau selalu tahu pikiranku. Kalian semua selalu tahu pikiranku." Dia tersenyum lembut. Hatiku luluh. Sebenarnya aku memang sudah mengerti. HanyA saja, aku belum merelakan dia untuk pergi. "Kau tahu aku tetap ingin agar kalian bersama-sama selamanya, bukan?"
"Aku tahu," dia mengangguk pelan. Kami terdiam lagi. Ini seperti suasana saat-saat perpisahan di sekolah. Kau merasa seperti tidak akan pernah bertemu dengan teman-teman kelasmu lagi. Tapi tentu ini sebenarnya bukan perpisahan bagi aku dan dia. Aku akan bertemu lagi dengannya.
"Jadi, bagaimana rencanamu selanjutnya?"
"Aku akan bekerja sendiri sekarang. Kau akan tetap melihatku. Pasti. Aku tidak akan meninggalkanmu juga. Seperti mereka, mereka juga tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau tahu kan?"
"Ya, aku tahu. Kalian semua akan selalu ada." Kami terdiam lagi. Rasanya, seperti ingin menangis. "Kau tidak membenci mereka kan, Oppa?" tanyaku. Mataku berkaca-kaca.
"Tidak, tentu tidak. Mereka adalah saudaraku. Mereka semua. Kau tahu aku menyayangi mereka. Seperti kau menyayangi kami. Hanya saja keadaan akan sedikit berubah. Kau tahu aku tidak akan pernah bisa membenci mereka. Ini bukan karena mereka."
"Baiklah, aku lega sekarang."
"Bagaimana denganmu?" tanyanya.
"Aku? Aku masih sama. Aku hanya punya Keluargaku, dan kalian sekarang."
"Manis, kau tidak seharusnya ditinggalkan. Dia bukan laki-laki yang harus kau tangisi. Aku bangga kau bisa seperti ini. Kau kuat. Kau tidak pernah memperlihatkan dirimu yang lemah dihadapannya. Dia merasa malu, kau tahu. Dialah yang bernasib sial karena pergi darimu. Seseorang akan datang, kau tunggu saja."
"Terimakasih, Oppa. Saat ini, kalian sudah cukup bagiku. Aku akan menunggu."
"Dan tentang teman-teman?"
"Aku tidak tahu, aku kacau. Aku tahu aku butuh teman-temanku. Sudah lebih dari 3 minggu aku tidak bicara dengan siapapun, kecuali keluargaku. Tapi aku tidak berbuat apa pun mengenai hal ini."
"Kau tidak boleh egois. Bicaralah pada mereka. Mereka juga ingin bicara denganmu lagi. Mereka tidak tahan melihatmu seperti ini. Mereka merindukan dirimu yang selalu ceria. Bicaralah pada mereka, ok?"
"Tapi bagaimana caranya? Aku tidak tahu bagaimana memulai lagi."
"Kau tanyalah pada sang Leader, dia akan memberitahu padamu. Ok?"
"Ok."
"Kau lanjutkan hidupmu dengan baik. Jika sesuatu terjadi, kau tahu kami akan datang untukmu."
"Aku tahu."
"Aku akan pergi sekarang, ok?"
"ok." Dia berjalan ke arah pintu. Aku terus melihat punggungnya. Rasanya masih tidak rela.
"Bye, aku akan bertemu kau lagi kan, Oppa?"
"Tentu," dia berbalik. "Oh ya, Seseorang akan datang, jangan tidur dulu ya... Titip salamku padanya."
"Siapa yang ...." Sebelum sempat selesai melontarkan pertanyaan, dia sudah menutup pintunya. Dia sudah pergi.
Aku cukup lega, ya sudahlah, jika menurutnya pergi adalah yang terbaik. Walau tidak dalam satu Tim lagi. Seperti bintang di atas sana, mereka akan tetap bersinar terang. My Shining Stars.
Apa yang harus kulakukan tentang teman-temanku. Aku memang merasa kesepian. Aku benci tidak bicara pada siapa pun. Aku memang egois.
"Hey." Suara yang selalu ku tunggu. Aku menoleh. Ternyata memang dia. Sang leader tim.
"Oppa, jadi kau yang akan datang, aku tidak mendengar kau masuk."
3.16PM
Hey, mari kuceritakan secuil kisahku.
Kisah ini berawal pada akhir hubunganku dengan seseorang yang pernah spesial bagiku. Kisah ini berawal pada saat aku sendiri. Kisah ini berawal pada saat beberapa orang lain sedikit mengecewakanku. Kisah ini berawal saat mereka datang padaku. Yang kedatangannya membuka pikiranku. Yang kedatangannya menyembuhkan sakitku. Yang kedatangannya menghilangkan kekecewaanku. Yang kedatangannya mengubahku menjadi sosok seperti sekarang. Tapi, masalahnya adalah, dia hanya datang dalam dunia mimpiku...
Aku kecewa. Sungguh kecewa. Kenapa dia memutuskan untuk pergi? Apakah hidupnya tidak menyenangkan di sana? Apakah orang-orang tidak bersikap baik padanya? Tetapi, dia kan punya mereka... Mereka akan selalu bersamanya. Kenapa dia pergi?
Sejak beberapa minggu yang lalu, sejak aku mengetahui sebuah berita yang mengejutkan, aku selalu terpikirkan seseorang. Sebuah tim harusnya selalu bekerja sama bukan? Meski satu orang di dalamnya tidak bekerja dengan baik, yang lainnya akan menutupinya. Satu tim akan bekerja sama sampai pekerjaan mereka selesai dengan sempurna.
Satu Tim ini, bekerja dengan baik, selalu menghasilkan yang terbaik, bagiku. Walau tidak ada yang sempurna, namun dari semua yang hampir sempurna, mereka adalah salah satu yang paling sempurna. Mereka yang terbaik. Selalu bekerja sama, bahkan mereka hidup bersama.
Namun, satu di antara mereka memutuskan untuk pergi. Dia tidak diperlakukan dengan adil. Bukan oleh timnya, namun oleh orang-orang lain yang juga harus bekerjasama dengan mereka. Dia ingin pergi, kembali ketempatnya dan memulai pekerjaannya sendiri. Hal ini, entah kenapa sangat berpengaruh padaku. Aku bahkan memimpikannya.
Semua orang di rumahku sudah tidur. Aku masih bangun, tidak bisa terlelap meski memaksa memejamkan mata selama 20 menit.
Malam itu aku sengaja membuka jendela kamarku untuk melihat bintang-bintang di langit. Aku sedang tidak ingin melakukan apa-apa. Aku hanya berdiri dan memandang bintang-bintang. Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamarku. Bagaimana dia bisa masuk rumah? Apakah dia mencuri kunci rumahku? Bagaimana dia ada di sini? Bukankah tempatnya jauh dari rumahku?
Aku memanggilnya Oppa (kakak). Laki-laki itu berjalan melintasi kamarku menuju jendela, mendekatiku. Dia masih terlihat seperti 2 tahun yang lalu, saat pertama kali aku mengenalnya. Yang berbeda hanya gaya rambutny. "Oppa??!" tanyaku.
"Hai," sapanya. Dia berdiri di sampingku. Ikut memandang bintang-bintang. Aku terus menatapnya tanpa berkata sedikitpun. Kami diam beberapa lama. Kemudian dia bicara pelan, "Kau terus menatapku, jangan menatapku seperti itu."
"Oppa, kenapa kau bisa ada di sini?"
"Aku datang untuk menjelaskannya padamu. Aku tahu kau kecewa."
"Aku memang kecewa. Aku berharap selalu melihat kalian bersama." Aku terdiam. Dia pun terdiam. "Kenapa kau ingin meninggalkan mereka?"
"Kau tau kenapa, kan? Walau awalnya kau tidak mengerti dan tidak mau mengerti, tapi sekarang kau mengerti. Aku tahu kau sudah mengerti. Aku benar kan?"
"Hhh, kau selalu tahu pikiranku. Kalian semua selalu tahu pikiranku." Dia tersenyum lembut. Hatiku luluh. Sebenarnya aku memang sudah mengerti. HanyA saja, aku belum merelakan dia untuk pergi. "Kau tahu aku tetap ingin agar kalian bersama-sama selamanya, bukan?"
"Aku tahu," dia mengangguk pelan. Kami terdiam lagi. Ini seperti suasana saat-saat perpisahan di sekolah. Kau merasa seperti tidak akan pernah bertemu dengan teman-teman kelasmu lagi. Tapi tentu ini sebenarnya bukan perpisahan bagi aku dan dia. Aku akan bertemu lagi dengannya.
"Jadi, bagaimana rencanamu selanjutnya?"
"Aku akan bekerja sendiri sekarang. Kau akan tetap melihatku. Pasti. Aku tidak akan meninggalkanmu juga. Seperti mereka, mereka juga tidak akan pernah meninggalkanmu. Kau tahu kan?"
"Ya, aku tahu. Kalian semua akan selalu ada." Kami terdiam lagi. Rasanya, seperti ingin menangis. "Kau tidak membenci mereka kan, Oppa?" tanyaku. Mataku berkaca-kaca.
"Tidak, tentu tidak. Mereka adalah saudaraku. Mereka semua. Kau tahu aku menyayangi mereka. Seperti kau menyayangi kami. Hanya saja keadaan akan sedikit berubah. Kau tahu aku tidak akan pernah bisa membenci mereka. Ini bukan karena mereka."
"Baiklah, aku lega sekarang."
"Bagaimana denganmu?" tanyanya.
"Aku? Aku masih sama. Aku hanya punya Keluargaku, dan kalian sekarang."
"Manis, kau tidak seharusnya ditinggalkan. Dia bukan laki-laki yang harus kau tangisi. Aku bangga kau bisa seperti ini. Kau kuat. Kau tidak pernah memperlihatkan dirimu yang lemah dihadapannya. Dia merasa malu, kau tahu. Dialah yang bernasib sial karena pergi darimu. Seseorang akan datang, kau tunggu saja."
"Terimakasih, Oppa. Saat ini, kalian sudah cukup bagiku. Aku akan menunggu."
"Dan tentang teman-teman?"
"Aku tidak tahu, aku kacau. Aku tahu aku butuh teman-temanku. Sudah lebih dari 3 minggu aku tidak bicara dengan siapapun, kecuali keluargaku. Tapi aku tidak berbuat apa pun mengenai hal ini."
"Kau tidak boleh egois. Bicaralah pada mereka. Mereka juga ingin bicara denganmu lagi. Mereka tidak tahan melihatmu seperti ini. Mereka merindukan dirimu yang selalu ceria. Bicaralah pada mereka, ok?"
"Tapi bagaimana caranya? Aku tidak tahu bagaimana memulai lagi."
"Kau tanyalah pada sang Leader, dia akan memberitahu padamu. Ok?"
"Ok."
"Kau lanjutkan hidupmu dengan baik. Jika sesuatu terjadi, kau tahu kami akan datang untukmu."
"Aku tahu."
"Aku akan pergi sekarang, ok?"
"ok." Dia berjalan ke arah pintu. Aku terus melihat punggungnya. Rasanya masih tidak rela.
"Bye, aku akan bertemu kau lagi kan, Oppa?"
"Tentu," dia berbalik. "Oh ya, Seseorang akan datang, jangan tidur dulu ya... Titip salamku padanya."
"Siapa yang ...." Sebelum sempat selesai melontarkan pertanyaan, dia sudah menutup pintunya. Dia sudah pergi.
Aku cukup lega, ya sudahlah, jika menurutnya pergi adalah yang terbaik. Walau tidak dalam satu Tim lagi. Seperti bintang di atas sana, mereka akan tetap bersinar terang. My Shining Stars.
Apa yang harus kulakukan tentang teman-temanku. Aku memang merasa kesepian. Aku benci tidak bicara pada siapa pun. Aku memang egois.
"Hey." Suara yang selalu ku tunggu. Aku menoleh. Ternyata memang dia. Sang leader tim.
"Oppa, jadi kau yang akan datang, aku tidak mendengar kau masuk."
2/23/2011
Hangeul Class 1
Hmm, belajar bahasa Korea saat ini sudah banyak dilakukan di berbagai negara. Alasan atau motivasinya macam2, seperti :
Huruf Vokal
- perkembangan ekonomi Korea yang cepat dan demokratisasinya.
- program pertukaran pelajar.
- isu antara Korea Selatan dan Korea Utara yang kian memanas.
- makin berkembangnya populasi penduduk Korea-America di USA.
- Wisata
Bahkan ditemukan alasan sebagai berikut :
- Ingin ketemu Gu Jun Pyo, Super Junior, dll. ^^
Apa pun alasannya, minumnya teh botol sosro. heheheh, apa pun alasan awal, belajar bahasa bukanlah sesuatu yang buruk. Saya sendiri memulai dengan alasan ingin mengerti lirik-lirik lagu yang dinyanyikan Super Junior dan mengerti percakapan yang terjadi di semua reality show Korea yang menghadirkan artis Korea favorit, sehingga suatu saat jika saya berkesempatan bertemu dengan mereka, apalagi Super Junior (heheheh), saya akan bisa ngomong sama mereka paling ngga, saya bisa teriak-teriak pake bahasa Korea, bilang kalo saya ngefans banget sama mereka, amiiin, heheheh ^_^''. Yap, saya adalah seorang ELF (EverLastingFriend = nama fanclub Super Junior).
Banyak sekali sumber-sumber lain dari dunia maya yang bisa menuntun kita mempelajari bahasa Korea, termasuk website dari kedutaan Korea sendiri.
Well, mari segera mulai. Kita sama-sama belajar karena sebenarnya saya masih perlu memperbanyak ilmu dalam bahasa Korea (padahal kuliahnya Sastra Jepang -_-"). Saya akan berusaha membuat pelajaran ini semudah dan semenyenangkan yang saya bisa... Selamat belajar. ^^
Bahasa Korea ini disebut 한글 (Hangeul). Dulu Hangeul ini ditemukan di masa Raja Sejong, saat dinasti Chosun. Muncul satu kalimat saat itu (ga tau siapa yang ngomong, lupa), "bahkan seorang yang bodoh pun bisa belajar membaca dalam satu minggu. Maka seorang pelajar akan bisa mengahapalnya dalam beberapa jam saja."
Semua orang Korea memakai bahasa yang sama, namun agak berbeda untuk penduduk di Pulau Jeju, dialek mereka sangat berbeda sehingga sulit untuk dipahami.
Untuk awal, tentu kita harus bisa membaca dan menulis Hangeul.
Dalam Hangeul terdapat 21 simbol/huruf vokal dan 19 simbol/huruf konsonan.
ㅏ ㅑ ㅓ ㅕ ㅗ ㅛ ㅜ ㅠ ㅡ ㅣ ㅐ ㅒ ㅔ ㅖ ㅚ ㅟ ㅢ ㅘ ㅙ ㅝ ㅞ
a ya eo yeo o yo u yu eu i ae yae e ye we wi ui wa wae weo whe
Huruf Konsonan
ㄱ ㄴ ㄷ ㄹ ㅁ ㅂ ㅅ ᄋ ㅈ ㅊ ㅋ ㅌ ㅍ ㅎ ㄲ ㄸ ㅃ ㅆ ㅉ
g/k n d/t l/r m b/p s/sh o j ch k t p h gg dd bb ss jj
Huruf ᄋ akan dijelaskan seiring pelajaran agar mudah dimengerti.
Huruf ㅃ kadang terdenganr seperti 'p'.
Huruf ㄲ kadang terdenganr seperti 'k'.
Huruf ㄸ kadang terdenganr seperti 't'.
How? got it??? Silahkan mencoba menuliskannya... ^^
Mudah bukan?
Sekarang bagaimana cara mengkombinasikan huruf-huruf dia atas?
Mudah!
Satu gabungan huruf-huruf diatas kita sebut syllable. Satu Syllable paling sedikit terdiri dari 2 buah huruf, dan memungkinkan terdiri dari 3, 4 huruf. Maka, satu syllable setidaknya harus punya satu konsonan dan satu vocal didalamnya agar bisa dibaca.
Hangeul ditulis dari kiri ke kanan (ex : 나 ) , atau dari atas ke bawah (ex: 스 ).
Jadi yang harus dilakukan hanyalah menggabungkan.
ex : 데시 파감 피아노
de si pa gam pi a no
Dari sini mari mencoba membaca beberapa syllable...
기 뻐 요 = 기뻐요 = senang
ㄱ +ㅣ ㅃ +ㅓ ᄋ + ㅛ gibbeoyo
g + i bb + eo o + yo
gi bbeo yo
Menemukan sesuatu yang aneh?? Pasti. hhehehe (sengaja).
Untuk syllable 요 yo, penjelasannya:
jika kita membuat satu syllable vokal, kita tetap harus menambahkan satu konsonan, jadi jika hanya menuliskan ㅏ untuk a, that would be wrong. Maka disini huruf ᄋ berperan. untuk menuliskan vokal, tambahkan ᄋ sebelum huruf vokalnya.
ex:
아 dibaca 'a' 여 dibaca 'yeo' 우 dibaca 'u'
Nah, itu adalah peran ᄋ jika berada di awal suatu syllable.
Bagaimana jika ᄋ berada di akhir syllable? Maka ᄋ akan memiliki bunyi 'ng', dan pastinya satu syllable akan lebih dari dua huruf.
ex :
송 dibaca 'song' 당 dibaca 'dang' 창 dibaca 'chang'
Sebuah syllable dapat diawali konsonan dan diikuti vokal, dapat diawali vokal dan diikuti konsonan, dan dapat diawali konsonan, diikuti vokal, kemudian diakhiri konsonan. Perlu diingat, jikaᄋbergabung dengan vokal, maka ᄋ termasuk vokal.
ex: syllable yang diawalai konsonan-vokal
로 dibaca 'ro' 해 dibaca 'hae' 부 dibaca 'bu'
ex: syllable yang diawali vokal-konsonan
요 dibaca 'yo' 억 dibaca 'eok' 울 dibaca 'ul'
ex: syllable konsonan-vokal-konsonan
답 dibaca 'dap' 불 dibaca 'bul' 신 dibaca 'sin'
ex : diakhiri dua konsonan
싫 dibaca 'sil'
Latihan:
kata-kata dibawah adalah kata-kata yang dipinjam dari bahasa Inggris yang biasa digunakan di Korea. Baca.
Match them with the following english words! ^^
driver taxi hacker Europe belt
sweater backup gate bus bookmark
Austria cyber hotel download sketch
computer bit map violin palette card
accessory cardigan necktie cookie Brazil
비트맵 쿠키 버스 액세서리 스케치
백업 북마크 바이올린 팔레트 스웨터
넥타이 브라질 카드 컴퓨터 드라이버
해커 사이버 오스트리아 다운로드 호텔
게이트 유럽 택시 가디건 벨트
2/21/2011
Sebuah Tulisan Dari Biaro
Biaro,
February, 16th 2011
10.31PM
<Music Background: Jukeodo Mot Bonae (2AM)
Han Saraman (FT Island)
She's Gone, Hate U Love U, So I, (Super Junior)
Niga Animyeon Andwae (Yesung)
Dear Mom, Star Star Star (SNSD)
Saat ini aku berada di Biaro. Mungkin ini adalah malam terakhirku di sini (sebelum kembali ke Semarang). Satu niatku terbatalkan. Niat yang jauh-juh hari telah ku pasang di hatiku. Hmm... Aku mungkin akan menyesal nanti, saat menit-menit pertama kaki ini menginjak Semarang lagi, mungkin aku akan teringat niatku yang batal itu. But, tonight, that mission's impossible. Sekarang adalah hari Rabu, waktuku tinggal tiga hari, dan itu akan kuhabiskan di Payakumbuh, kota tempat tinggalku.
Ada satu tempat yang ingin kukunjungi, satu tempat yang punya kenangan khusus untukku. Satu tempat yang mengingatkanku akan rasanya menyayangi dan disayangi seseorang. Bodohnya, padahal rasa itu sudah lama hilang dariku. Aku, hanya ingin mengingatnya lagi, sedikit ingatan saja. Ingin mengingat betapa bahagianya aku, dan mengingat betapa menderitanya aku. Hahahah... Aku ingin mengingatnya, untuk kemudian, dengan segala keikhlasan, akan melupakannya.
Ups, ketahuan. Ya, aku memang belum sepenuhnya mengikhlaskan semuanya, masih tersisa setetes dendam. Meski selama ini aku merasa baik-baik saja dan mengaku baik-baik saja. Lagipula dua tahun ini sudah cukup kurasa, sudah cukup (secara tidak sengaja) menghukum diri sendiri. Aku ikhlas. Aku membawa sedikit ketidak-ikhlas-anku itu ke Semarang, itulah mengapa aku merasa masih diikat sesuatu, mungkin itu sebabnya aku tidak melihat orang lain. Aku akan melepas diri sendiri. Aku akan menarik memori itu lagi, kemudian menebarnya di udara sampai ia hilang terbawa angin.
Aku mengharapkan kisah baru di Semarang nanti. Tapi aku sadar, akan butuh waktu lama untukku. Karena, aku adalah aku. Aku bahkan tidak tau tipe idaman ku. Maksudku, secara umum aku menginginkan pasangan yang baik dan jujur. Tapi secara khusus??? Tidak seperti temanku, mereka ingin pasangan yang stylish, atau sederhana, yang putih, coklat... Mereka memilih. Aku bahkan tidak bisa memilih. Aku hanya ingin apa adanya. Jika stylish, maka dia stylish. jika berkulit putih, hitam, coklat, terserah... Bukannya tidak ada yang tertarik padaku. Sudah kukatakan ini karena aku adalah aku. Masalahnya ada padaku. Aku aneh ya? hahahah, aku selalu mengatakan "aku tidak aneh, aku unik." Tapi bahkan, kadang dalam hati aku setuju bahwa aku aneh.
Atau, apa karena aku minder? Minder karena aku penyakitan? Tidak... seorang aku tidak berpikir seperti itu, tapi sejenak terlintas pikiran itu. Kenyataannya aku memang penyakitan. Siapa yang menyangkal? tidak ada. Well, mungkin yang menyangkal adalah mereka yang selalu melihatku baik-baik saja, mereka yang tidak tahu. That's good. Huff, aku tidak suka dicemaskan oleh seseorang, walau aku hampir selalu cemas. Ah, lupakan saja.
Tahukah, saat-saat yang kusukai, adalah saat-saat dalam perjalanan. Perjalanan kemana pun, dengan kendaraan apa pun. Jika bepergian dengan mobil atau bus, aku akan jarang ikut ngobrol bersama teman-temanku, aku akan jarang memperhatikan orang-orang disekitarku. aku hanya akan melihat ke arah luar, ke jendela. Karena saat itu, adalah saat yang menenangkan untukku, aku bisa mengosongkan pikiran sejenak, aku merasa tenang, damai. Akan sangat frustasi bagiku jika tempatku adalah tempat yang tidak bisa melihat ke luar, tapi itu jarang terjadi.
11.31PM
Aku masih belum bisa tidur.
Kurasa teman-temanku bingung. Aku ini karakternya seperti apa?
Well, aku bisa bilang, aku punya dua karakter yang menonjol dan bertolak belakang. Ceria dan kalem. Satu saat aku bisa sangat ceria, riang, tersenyum cerah. satu saat aku bisa kalem, diam, bisa dibilang cahayaku redup. saat ceria, aku benar2 orang yang menyenangkan. saat kalem, aku cukup menyenangkan.
Tapi mudah-mudahan aku tidak pernah menunjukkan saat aku marah pada teman-teman baruku. karena akan menghancurkan semuanya. Kemarahanku adalah bom waktu. dan aku sendiri mencoba menjadi penjinak bomnya. Aneh.
Aku mencoba memperbaiki diri. Ingin memperbaiki semuanya. Bisakah aku selalu menjadi orang yang menyenangkan? Kenapa ada saat-saat aku harus jadi menyebalkan? Teman-teman baruku, aku merasa bersalah. mereka telah berusaha menjadi teman yang baik untukku. tapi aku tidak cukup baik berusaha. Kalian adalah orang2 baik. Aku harus bersyukur.
Well, aku sudah mulai mengantuk. Sampai jumpa lagi.
Tembalang, Semarang
February, 20th 2011
04.23PM
<no background>
Here I am, once again, at Semarang...
Sabtu malam semua nya mengantarku ke Padang, kecuali kakak tertuaku, sekitar setengah 11 malam, kami berangkat dari Payakumbuh menuju Padang. Jika mengantuk ya tidur di jalan.
Huff, awalnya setelah berada di bandara minangkabau sekitar pukul setengah lima pagi, aku baik-baik saja, bahkan ketika aku akan check in dan mengucapkan salam perpisahan kepada keluargaku. Aku tidak mengangis walau sesungguhnya ada sesuatu yang terasa menusuk dadaku.
Namun, ketika telah berada di pesawat menuju jakarta, aku mulai goyah, pertahananku lemah. satu tetes, dua tetes, tiga tetes. it's started. air mataku mulai tak tertahan. Tapi aku di sana sendirian. Aku hanya terus memandang ke luar jendela pesawat sampai pesawat mendarat di jakarta. Lalu aku baik-baik saja. Dari jakarta menuju semarang pun baik baik saja. Sesampai di semarang, dadaku mulai sesak lagi. Ketika pertama kali menginjakkan kakiku, turun dari pesawat, aku rasanya ingin menangis lagi. Namun sekarang situasinya berbeda. Di pesawat tidak ada yang memperhatikanku. Di sini? Semua orang lalu lalang.
aku mengambil barang2ku dan keluar dari bandara ahmad Yani semarang. Pulang ke kosan dengan taksi bersama seorang teman. Sesampai di kos aku juga baik-baik saja. Aku membereskan kamarku, menata pakaianku. membereskan semua bawaanku. Dan semua selesai. Aku terdiam. Itulah saatnya, akhirnya tangisku meledak. Aku teringat mama. Aku bahkan lupa berterima kasih ketika beliau membawakan aku makanan di hari terakhirku di rumah. Aku benar2 menangis. Tidak sanggup terlihat tegar di kamarku sendiri. Aku menangis dalam diam. Rasanya ingin sekali berteriak memanggil mama, papa, kakak, dan semua orang. Tapi aku tidak mau ketahuan menangis. Jangan pernah ada yang melihatku mengangis, karna aku jelek sekali saat menangis.
Aku mengambil sapu tangan pemberian mama, mama telah memakai sapu tangan itu beberapa lama, dan beliau memberikannya padaku. Aku menangis ketika mencium sapu tangan mama. Ya ampun, tidak menyangka aku secengeng itu. Aku tiba2 merasa sangat lelah, masih tersedu aku naik ke tempat tidur dan berbaring.Lalu aku tertidur selama 2 jam. Dibangunkan oleh nada sms dari hape ku. Sms dari seorang teman yang menanyakan kapan aku berangkat ke semarang. Membuatku makin sedih saja.
Sekarang aku masih menangis. Aku ingat, beberapa jam yang lalu aku masih bersama keluargaku.
Aku akhirnya berhasil mengunjungi makam nenekku, tapi aku bahkan tidak tahu yang mana makam nenekku.
Tembalang, Semarang
February, 21st 2011
07.15PM
<The same music background>
My mission completed. Aku kahirnya bisa menuntaskan niatku di Biaro, walau tidak sempurna.
Tapi aku tidak jadi ke satu tempat itu, tempat dimana aku ingin melepas semuanya. Aku akan bisa melakukannya kapan saja di Semarang, aku yakin. Jika aku berniat melepas, maka tempat itu mungkin tidak terlalu penting lagi.
Aku masih tidak terlalu percaya aku telah di sini lagi. Walau aku sadar, aku tadi ke kampus, aku sadar.
Mengingat kemarin aku masih ditengah2 keluargaku. Seharusnya aku tidak pulang saat liburan semester. Untuk selanjutnya aku hanya akan pulang saat liburan Hari Raya saja.
Semua terasa mengejutkan meski bukan pengalaman baru. Hah, aku bahkan hanya pulang selama tiga minggu. Kenapa aku terheran-heran dengan rasanya berada di kota ini?
The True Story... Huff, aku bahkan tidak tahu bagaimana menuliskan akhir kisah Eunhan dan tumor yang dimilikinya. Sebenarnya, semua belum ada akhirnya. Eunhan masih ada, dengan tumor itu, dengan segala aktivitasnya. Aku bahkan tidak bisa menuliskannya, padahal aku tahu persis.
Just pray for her. Doakan kesembuhannya, karena akhir2 ini tumor itu terasa meyakitkan baginya.
Doakan agar dia mau meminum obat2annya.
Doakan agar dia mau lanjut, agar dia tidak berhenti.
Sementara itu, aku akan mencoba menuliskan kisahnya (yang belum memiliki akhir) dengan sempurna.
February, 16th 2011
10.31PM
<Music Background: Jukeodo Mot Bonae (2AM)
Han Saraman (FT Island)
She's Gone, Hate U Love U, So I, (Super Junior)
Niga Animyeon Andwae (Yesung)
Dear Mom, Star Star Star (SNSD)
Saat ini aku berada di Biaro. Mungkin ini adalah malam terakhirku di sini (sebelum kembali ke Semarang). Satu niatku terbatalkan. Niat yang jauh-juh hari telah ku pasang di hatiku. Hmm... Aku mungkin akan menyesal nanti, saat menit-menit pertama kaki ini menginjak Semarang lagi, mungkin aku akan teringat niatku yang batal itu. But, tonight, that mission's impossible. Sekarang adalah hari Rabu, waktuku tinggal tiga hari, dan itu akan kuhabiskan di Payakumbuh, kota tempat tinggalku.
Ada satu tempat yang ingin kukunjungi, satu tempat yang punya kenangan khusus untukku. Satu tempat yang mengingatkanku akan rasanya menyayangi dan disayangi seseorang. Bodohnya, padahal rasa itu sudah lama hilang dariku. Aku, hanya ingin mengingatnya lagi, sedikit ingatan saja. Ingin mengingat betapa bahagianya aku, dan mengingat betapa menderitanya aku. Hahahah... Aku ingin mengingatnya, untuk kemudian, dengan segala keikhlasan, akan melupakannya.
Ups, ketahuan. Ya, aku memang belum sepenuhnya mengikhlaskan semuanya, masih tersisa setetes dendam. Meski selama ini aku merasa baik-baik saja dan mengaku baik-baik saja. Lagipula dua tahun ini sudah cukup kurasa, sudah cukup (secara tidak sengaja) menghukum diri sendiri. Aku ikhlas. Aku membawa sedikit ketidak-ikhlas-anku itu ke Semarang, itulah mengapa aku merasa masih diikat sesuatu, mungkin itu sebabnya aku tidak melihat orang lain. Aku akan melepas diri sendiri. Aku akan menarik memori itu lagi, kemudian menebarnya di udara sampai ia hilang terbawa angin.
Aku mengharapkan kisah baru di Semarang nanti. Tapi aku sadar, akan butuh waktu lama untukku. Karena, aku adalah aku. Aku bahkan tidak tau tipe idaman ku. Maksudku, secara umum aku menginginkan pasangan yang baik dan jujur. Tapi secara khusus??? Tidak seperti temanku, mereka ingin pasangan yang stylish, atau sederhana, yang putih, coklat... Mereka memilih. Aku bahkan tidak bisa memilih. Aku hanya ingin apa adanya. Jika stylish, maka dia stylish. jika berkulit putih, hitam, coklat, terserah... Bukannya tidak ada yang tertarik padaku. Sudah kukatakan ini karena aku adalah aku. Masalahnya ada padaku. Aku aneh ya? hahahah, aku selalu mengatakan "aku tidak aneh, aku unik." Tapi bahkan, kadang dalam hati aku setuju bahwa aku aneh.
Atau, apa karena aku minder? Minder karena aku penyakitan? Tidak... seorang aku tidak berpikir seperti itu, tapi sejenak terlintas pikiran itu. Kenyataannya aku memang penyakitan. Siapa yang menyangkal? tidak ada. Well, mungkin yang menyangkal adalah mereka yang selalu melihatku baik-baik saja, mereka yang tidak tahu. That's good. Huff, aku tidak suka dicemaskan oleh seseorang, walau aku hampir selalu cemas. Ah, lupakan saja.
Tahukah, saat-saat yang kusukai, adalah saat-saat dalam perjalanan. Perjalanan kemana pun, dengan kendaraan apa pun. Jika bepergian dengan mobil atau bus, aku akan jarang ikut ngobrol bersama teman-temanku, aku akan jarang memperhatikan orang-orang disekitarku. aku hanya akan melihat ke arah luar, ke jendela. Karena saat itu, adalah saat yang menenangkan untukku, aku bisa mengosongkan pikiran sejenak, aku merasa tenang, damai. Akan sangat frustasi bagiku jika tempatku adalah tempat yang tidak bisa melihat ke luar, tapi itu jarang terjadi.
11.31PM
Aku masih belum bisa tidur.
Kurasa teman-temanku bingung. Aku ini karakternya seperti apa?
Well, aku bisa bilang, aku punya dua karakter yang menonjol dan bertolak belakang. Ceria dan kalem. Satu saat aku bisa sangat ceria, riang, tersenyum cerah. satu saat aku bisa kalem, diam, bisa dibilang cahayaku redup. saat ceria, aku benar2 orang yang menyenangkan. saat kalem, aku cukup menyenangkan.
Tapi mudah-mudahan aku tidak pernah menunjukkan saat aku marah pada teman-teman baruku. karena akan menghancurkan semuanya. Kemarahanku adalah bom waktu. dan aku sendiri mencoba menjadi penjinak bomnya. Aneh.
Aku mencoba memperbaiki diri. Ingin memperbaiki semuanya. Bisakah aku selalu menjadi orang yang menyenangkan? Kenapa ada saat-saat aku harus jadi menyebalkan? Teman-teman baruku, aku merasa bersalah. mereka telah berusaha menjadi teman yang baik untukku. tapi aku tidak cukup baik berusaha. Kalian adalah orang2 baik. Aku harus bersyukur.
Well, aku sudah mulai mengantuk. Sampai jumpa lagi.
Tembalang, Semarang
February, 20th 2011
04.23PM
<no background>
Here I am, once again, at Semarang...
Sabtu malam semua nya mengantarku ke Padang, kecuali kakak tertuaku, sekitar setengah 11 malam, kami berangkat dari Payakumbuh menuju Padang. Jika mengantuk ya tidur di jalan.
Huff, awalnya setelah berada di bandara minangkabau sekitar pukul setengah lima pagi, aku baik-baik saja, bahkan ketika aku akan check in dan mengucapkan salam perpisahan kepada keluargaku. Aku tidak mengangis walau sesungguhnya ada sesuatu yang terasa menusuk dadaku.
Namun, ketika telah berada di pesawat menuju jakarta, aku mulai goyah, pertahananku lemah. satu tetes, dua tetes, tiga tetes. it's started. air mataku mulai tak tertahan. Tapi aku di sana sendirian. Aku hanya terus memandang ke luar jendela pesawat sampai pesawat mendarat di jakarta. Lalu aku baik-baik saja. Dari jakarta menuju semarang pun baik baik saja. Sesampai di semarang, dadaku mulai sesak lagi. Ketika pertama kali menginjakkan kakiku, turun dari pesawat, aku rasanya ingin menangis lagi. Namun sekarang situasinya berbeda. Di pesawat tidak ada yang memperhatikanku. Di sini? Semua orang lalu lalang.
aku mengambil barang2ku dan keluar dari bandara ahmad Yani semarang. Pulang ke kosan dengan taksi bersama seorang teman. Sesampai di kos aku juga baik-baik saja. Aku membereskan kamarku, menata pakaianku. membereskan semua bawaanku. Dan semua selesai. Aku terdiam. Itulah saatnya, akhirnya tangisku meledak. Aku teringat mama. Aku bahkan lupa berterima kasih ketika beliau membawakan aku makanan di hari terakhirku di rumah. Aku benar2 menangis. Tidak sanggup terlihat tegar di kamarku sendiri. Aku menangis dalam diam. Rasanya ingin sekali berteriak memanggil mama, papa, kakak, dan semua orang. Tapi aku tidak mau ketahuan menangis. Jangan pernah ada yang melihatku mengangis, karna aku jelek sekali saat menangis.
Aku mengambil sapu tangan pemberian mama, mama telah memakai sapu tangan itu beberapa lama, dan beliau memberikannya padaku. Aku menangis ketika mencium sapu tangan mama. Ya ampun, tidak menyangka aku secengeng itu. Aku tiba2 merasa sangat lelah, masih tersedu aku naik ke tempat tidur dan berbaring.Lalu aku tertidur selama 2 jam. Dibangunkan oleh nada sms dari hape ku. Sms dari seorang teman yang menanyakan kapan aku berangkat ke semarang. Membuatku makin sedih saja.
Sekarang aku masih menangis. Aku ingat, beberapa jam yang lalu aku masih bersama keluargaku.
Aku akhirnya berhasil mengunjungi makam nenekku, tapi aku bahkan tidak tahu yang mana makam nenekku.
Tembalang, Semarang
February, 21st 2011
07.15PM
<The same music background>
My mission completed. Aku kahirnya bisa menuntaskan niatku di Biaro, walau tidak sempurna.
Tapi aku tidak jadi ke satu tempat itu, tempat dimana aku ingin melepas semuanya. Aku akan bisa melakukannya kapan saja di Semarang, aku yakin. Jika aku berniat melepas, maka tempat itu mungkin tidak terlalu penting lagi.
Aku masih tidak terlalu percaya aku telah di sini lagi. Walau aku sadar, aku tadi ke kampus, aku sadar.
Mengingat kemarin aku masih ditengah2 keluargaku. Seharusnya aku tidak pulang saat liburan semester. Untuk selanjutnya aku hanya akan pulang saat liburan Hari Raya saja.
Semua terasa mengejutkan meski bukan pengalaman baru. Hah, aku bahkan hanya pulang selama tiga minggu. Kenapa aku terheran-heran dengan rasanya berada di kota ini?
The True Story... Huff, aku bahkan tidak tahu bagaimana menuliskan akhir kisah Eunhan dan tumor yang dimilikinya. Sebenarnya, semua belum ada akhirnya. Eunhan masih ada, dengan tumor itu, dengan segala aktivitasnya. Aku bahkan tidak bisa menuliskannya, padahal aku tahu persis.
Just pray for her. Doakan kesembuhannya, karena akhir2 ini tumor itu terasa meyakitkan baginya.
Doakan agar dia mau meminum obat2annya.
Doakan agar dia mau lanjut, agar dia tidak berhenti.
Sementara itu, aku akan mencoba menuliskan kisahnya (yang belum memiliki akhir) dengan sempurna.
1/19/2011
True Story : Tumor Payudara
Tumor Payudara. Aishhh... mendengarnya saja membuat nyeri sekujur tubuhku.
Kalian tahu apa itu kan, chingu (teman)? Atau mungkin masih samar2 memahaminya?
Aku menuliskan sebuah true story mengenai hal ini untuk kalian. Tapi walau ini true story, aku akan tetap menyamarkan setiap tokoh asli cerita ini. Seperti biasa di semua kisah yang kutulis, pemeran utama akan bernama Lee Eunhan. Silahkan membaca.
Bersambung yah...
Kalian tahu apa itu kan, chingu (teman)? Atau mungkin masih samar2 memahaminya?
Aku menuliskan sebuah true story mengenai hal ini untuk kalian. Tapi walau ini true story, aku akan tetap menyamarkan setiap tokoh asli cerita ini. Seperti biasa di semua kisah yang kutulis, pemeran utama akan bernama Lee Eunhan. Silahkan membaca.
Tahun Terakhir di SMA, Pertemanan, Asmara, dan Tumor.
Salah satu mata pelajaran di sekolah yang terasa menyenangkan bagi Eunhan adalah Muatan Lokal: Memasak. Entah kenapa ada mata pelajaran itu di sekolahnya saat itu, Eunhan tidak mengerti. Perlu dicatat, Eunhan hanya menyukai saat praktek saja, dan sebaliknya sangat tidak menyukai teori. Sama seperti mata pelajaran Kimia, Fisika, dan Biologi. Eunhan menyukai saat2 praktek memasak, karena, mungkin dapat ditebak, akan banyak makanan saat itu.
Eunhan merupakan siswi yang biasa saja. Semua serba biasa, termasuk prestasi, oh, bahkan Eunhan tidak memiliki prestasi apa pun yang dapat dibanggakan. Nilai2 di sekolah sangat biasa bahkan jelek. Namun disamping semua itu, dia mempunyai teman2 yang baik. Juga punya pacar yang sangat disayanginya saat itu. Walau pun biasa, semua terasa cukup bagi Eunhan.
Eunhan tidur dengan nyenyak malam itu, ditemani mimpi indah yang membuatnya ingin terus tidur. Namun seketika mimpinya berubah. Dia melihat dirinya berada di sebuah ruangan kosong. Tidak ada apa pun di sana kecuali sebuah ruangan kosong dan dirinya. Entah atas dorongan apa, di dalam mimipi itu eunhan meraba payudaranya dan langsung merasakan suatu benjolan. Entah darimana dia mengetahui benjolan tersebut ada di sana, seperti tangannya tahu sendiri. Eunhan cemas, di sana ia bingung mencari penjelasan. Tapi tidak ada apa2. kemudian muncul pikiran bahwa ia terkena kanker payudara seketika itu juga.
Eunhan terbangun besok paginya. Hari minggu adalah hari dimana Eunhan bangun pukul 10 pagi. Tidak ingat sama sekali dengan mimpi semalam, Eunhan malas2an bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Iseng melihat dirinya di cermin kamar mandi, Eunhan tiba2 teringat mimpi semalam. Iseng lagi, Eunhan pun meraba payudaranya setelah memastikan pintu kamar mandi terkunci. Dan... Ya! Tepat di sana. tempat dimana dia merasakan benjolan di mimpinya, juga terasa saat itu.
Eunhan terdiam untuk beberapa waktu, kemudian memeriksa payudaranya lagi. Benjolan itu tetap di sana. Kemudian menghilangkan pikiran tentang kanker payudara, Eunhan pergi ke kamarnya, berdiri di depan cermin lagi. Masih tidak mempercayai apa yang dirasakannya di kamar mandi. Sekali lagi Eunhan memeriksa. Benjolan itu masih di sana. Eunhan merasakan, benjolan itu sebesar kelereng ukuran besar yang sering dimainkan adik laki2nya. Ya Tuhan... Masa sih???
Selama beberapa jam Eunhan berusaha bersikap seperti biasa, tidak mengindahkan seluruh tanda tanya yang ada. Namun akhirnya dia menyerah. Ibunya sedang di dalam kamar, merapikan isi lemari. Eunhan masuk, dan tidak tahu mulai darimana.
"Ma, semalam aku mimpi, aku kena kanker payudara."
"Terus?"
"Terus, tadi waktu di kamar mandi aku periksa, ada benjolan di payudara kiriku."
Ibunya hanya memandang selama beberapa saat, lalu meminta merasakan benjolan itu. Dan singkat cerita, diputuskan besok pagi Eunhan akan izin dari sekoalah untuk pergi memeriksakan diri ke rumah sakit.
1/13/2011
Surat Untuk Nenek
Karena tadi malah cerita tentang Nenek, aku jadi ingin menulis sebuah surat untuk Nenekku.
Semarang, 13 Januari 2011
Kepada,
Yang tersayang,
Nek Nam
Nek, karena Tari tau kabar nenek baik-baik saja disana, Tari ingin bilang kabar Tari di sini baik-baik juga. Mungkin tidak sepenuhnya baik. hehehe
Hmm,, kalau di ingat, sudah 10 tahun Nek, sejak terakhir kali kita bertemu. Apa nenek ingin tahu seperti apa Tari saat ini? Bagaimana keadaan Tari? Bagaiama pendidikan Tari? Apakah Tari makan dengan baik? Siapa yang Tari suka saat ini? Tari yakin, Nenek sudah tahu... tapi Nenek pasti senang kalau Tari yang bercerita langsung...
Nek, sekarang tari sudah berusia 19 tahun, dan dalam lima bulan, Tari akan berusia 20 tahun ^^.
Oiya, besok Da Allan dan Dede berulang tahun. Nenek pasti sangat merindukan Uda. Uda juga pasti sangat merindukan nenek. Nenek tidak pernah bertemu Dede kan. Dede itu adik bungsu Tari. Sekarang sudah kelas 4 SD. Dia pintar, tapi kadang sangat manja. Rambutnya sama seperti Uda, keriting, tapi lebih keriting Dede. hehehe...
Tentang Gilang. Nenek ingat kan, adik laki2 Tari. Dia kelas 1 SMP sekarang dan katanya dia juara kelas.. wahh,, membanggakan...
Tari saja SMP ga' pernah juara...
Nek, Mak Id sudah menikah lagi, Nenek sudah tahu kan? Nama istrinya, Tari lupa tapi Tari biasanya panggil Buk Yes. Nah, Kak Nindy itu anaknya Buk Yes. Jadi sekarang Mak Id punya anak lima orang.
Nek, sekarang Tari sudah kuliah di Semarang, di Universitas Diponegoro, Jurusan Sastra Jepang... hhh, Tari baru ingat, Nenek kan bisa berbahasa Jepang. Huff, Tari kadang masih bingung untuk belajar bahasa Jepang, Nek... Tari masih tidak bisa mencintai bahasa Jepang seperti mencinta bahasa Indonesia atau bahasa Korea. Bagaimana caranya Nek???
Di Semarang, Tari tidak sendirian. Ada banyak teman2. Ada IKAMMI, ada teman kampus, dan ada Kak Nindy juga. Memang kadang Tari merasa kesepian, tapi mungkin itu karena Tari rindu pulang kle rumah... Tari masih harus belajar lebih keras untuk hidup sendiri. Tapi bagaiman, Tari masih belum betah di Semarang.
Oiya, IKAMMI itu Ikatan Mahasiswa Minang di Semarang. Kemaren itu katanya Tari jadi Sekretaris 2 IKAMMI. Papa kan suruh Tari untuk aktif di IKAMMI. Awalnya itu Tari m=ngerasa aneh loh di IKAMMI, ga tau anehnya kenapa, jadinya Tari agak males ngumpul2. Tapi karena ingat kata2 papa itu, Tari nyoba biasa in ngumpul, eh malah jadinya seneng... IKAMMI itu seperti keluarga Tari juga Nek, walau kadang ada yang kurang dekat, tapi Tari ngerasa mulai nyaman di IKAMMI.
Kadang Tari rindu bicara memakai bahasa minang, Tari pasti jadi kepikiran IKAMMI. Pengen ngumpul lah, becandaan... ^^
Jadi, tidak perlu terlalu khawatir tentang Tari, ada banyak teman ko'... Uda2 dan Uni2 di IKAMMI juga umumnya baik2... Tari ingin lebih kenal mereka, biar tambah akrab.
Kadang Tari merasa sedih kalau sedang sendirian di kos. Tari ingat mama, papa...
Harapannya pasti besar untuk Tari, Nenek juga kan,,,
Tari tahu mereka pasti juga khawatir Tari di sini sendiri, apalagi dengan keadaan Tari. Tari sedih, kadang juga takut. Apa Tari akan baik2 saja? Tapi Tari harus baik2 saja. Nek, tolong doakan Tari yah, supaya Tari bisa seperti teman2 yang lain...
Nenek tahu kan, kalo waktu SMA itu, Tari pacarannya backstreet. Tapi sekarang Tari dibolehkan mama pacaran, Nenek bagaimana? Boleh tidak? hehehe...
Tari sudah 2 tahun putus dari mantan Tari yang terakhir itu Nek. Tari tidak bisa bohong yah, hehehe... sebenarnya Tari juga pengen pacaran lagi... Tapi Tari bingung. Tari tidak menemukan orangnya. Hahaha, Tari jadi ingat nasehat mama, jangan pacaran dulu, paling tidak untuk semester satu ini, liat2 dulu orang yang baik... Awalnya malah Tari tidak mengindahkan kata2 mama, tapi secara ga sengaja kata2 mama terjadi, semester satu sudah hampir berakhir, dan Tari masih belum punya pacar. Hahaha, memang kata2 anak nenek itu seharusnya Tari dengarkan.
Bukannya Tari ga' pernah suka seseorang. Pernah, tapi Nenek pasti tahu kenapa tidak jadi. Nenek juga tahu kenapa Tari menolak beberapa orang itu. Nenek juga pasti tahu sekarang yang sebenarnya Tari inginkan itu apa. ^^
Tapi, kapanpun datang orang yang Tari rasa tepat, dan Tari menyukainya, Tapi akan mulai kisah baru Tari. Nenek nanti dukung Tari yah...
Nek, Tari ingin bercerita lebih banyak, tapi Tari ngantuk,,,
Sambung besok2 yah ^^
Dadah Nek,
Tari sayang Nenek.
Cute Little Princess
Hmm, this is me, when i was a fat cute baby.. ^_^
Walau pun aku tidak terlalu ingat saat2 itu, tapi aku tahu, itu adalah saat2 bahagia dalam hidupku. Aku bayi kecil yang gendut dan lucu. Like A Little Princess ^^
Saat itu aku adalah anak bungsu, anak ketiga. Kakak laki2 dan perempuan ku mungkin sangat senang punya boneka hidup saat itu, kukira, aku melihatnya dari foto2 masa kecil.
Yang tak kan pernah hilang dari ingatan masa kecil ku adalah, my beloved grandmom...
Nenekku, ahh... sudah berapa lama ya, beliau meninggalkanku? Nenekku pergi saat aku baru naik kelas tiga SD, dan sekarang aku mahasiswa semester satu. Berarti sudah lebih dari 10 tahun.
Ya Allah... Aku masih ingat sesaat sebelum nenekku meninggal. Tengah malam, hanya aku cucu nenek yang terjaga waktu itu. Aku sempat tidur, kami semua tidur di ruang tengah rumah nenek. Tapi aku bangun. Nenek ingin buang air besar. Setelah selesai, nenek bersandar di bahu tanteku. Aku disuruh tidur lagi, aku kembali berbaring, namun tidak tidur, terus memandang nenekku. Satu hal yang belum pernah kuberitahu (karena aku baru ingat) saat itu nenek balas memandangku sebentar. Lalu nenek memulai tidur panjangnya.
Tanteku terisak, Omku membaca ayat2. Semuanya tiba2 jadi sibuk. Aku tidak bertanya. Orangtuaku tidak di sana. Kakak2ku juga tidak disana. Dari keluarga kecilku, hanya ada aku.
Semua cucu nenek disuruh pindah ke kamar. Aku tidak tidur, aku hanya duduk diam, mungkin waktu itu aku mengerti bahwa aku tidak boleh merepotkan siapa2. Tidak ada yang mengindahkan ku, aku tetap mencermati kegiatan disekelilingku saat itu. Aku tahu bahwa nenekku telah pergi, tapi aku tidak menangis waktu itu. Aku memperhatikan apa yang dilakukan para orang dewasa disekelilingku. Semuanya sibuk.
Sekitar jam 10an baru aku merasakan kekosongan di dadaku. Baru aku merasa kehilangan. Setelah banyak orang datang kerumah nenekku pagi itu. Setelah Mamaku datang tergesa2 tanpa memandangku saat masuk kerumah nenek. Setelah Kakak2ku datang dengan isak tangis mereka. Baru aku menangis di dalam kamar.
Walau pun aku tidak terlalu ingat saat2 itu, tapi aku tahu, itu adalah saat2 bahagia dalam hidupku. Aku bayi kecil yang gendut dan lucu. Like A Little Princess ^^
Saat itu aku adalah anak bungsu, anak ketiga. Kakak laki2 dan perempuan ku mungkin sangat senang punya boneka hidup saat itu, kukira, aku melihatnya dari foto2 masa kecil.
Yang tak kan pernah hilang dari ingatan masa kecil ku adalah, my beloved grandmom...
Nenekku, ahh... sudah berapa lama ya, beliau meninggalkanku? Nenekku pergi saat aku baru naik kelas tiga SD, dan sekarang aku mahasiswa semester satu. Berarti sudah lebih dari 10 tahun.
Ya Allah... Aku masih ingat sesaat sebelum nenekku meninggal. Tengah malam, hanya aku cucu nenek yang terjaga waktu itu. Aku sempat tidur, kami semua tidur di ruang tengah rumah nenek. Tapi aku bangun. Nenek ingin buang air besar. Setelah selesai, nenek bersandar di bahu tanteku. Aku disuruh tidur lagi, aku kembali berbaring, namun tidak tidur, terus memandang nenekku. Satu hal yang belum pernah kuberitahu (karena aku baru ingat) saat itu nenek balas memandangku sebentar. Lalu nenek memulai tidur panjangnya.
Tanteku terisak, Omku membaca ayat2. Semuanya tiba2 jadi sibuk. Aku tidak bertanya. Orangtuaku tidak di sana. Kakak2ku juga tidak disana. Dari keluarga kecilku, hanya ada aku.
Semua cucu nenek disuruh pindah ke kamar. Aku tidak tidur, aku hanya duduk diam, mungkin waktu itu aku mengerti bahwa aku tidak boleh merepotkan siapa2. Tidak ada yang mengindahkan ku, aku tetap mencermati kegiatan disekelilingku saat itu. Aku tahu bahwa nenekku telah pergi, tapi aku tidak menangis waktu itu. Aku memperhatikan apa yang dilakukan para orang dewasa disekelilingku. Semuanya sibuk.
Sekitar jam 10an baru aku merasakan kekosongan di dadaku. Baru aku merasa kehilangan. Setelah banyak orang datang kerumah nenekku pagi itu. Setelah Mamaku datang tergesa2 tanpa memandangku saat masuk kerumah nenek. Setelah Kakak2ku datang dengan isak tangis mereka. Baru aku menangis di dalam kamar.
Langganan:
Postingan (Atom)